Electronic Resource
Ogoh-ogoh Komang
Sehari sebelum Nyepi, masyarakat Bali akan merayakan tahun barurndengan pawai ogoh-ogoh. Dengan serentaknya perayaan menjelang tahunrnbaru Syaka, pawai ogoh-ogoh dianggap sebagai salah satu festival terbesarrndi Bali. Di era modernisasi ini, beberapa PAUD dan SD di Bali pun mulairnmenanamkan pengenalan dini tentang kesenian dan budaya Bali denganrnmengadakan pawai ogoh-ogoh di sekolahnya masing-masing. Hal ini jugarnmarak dilakukan baik di sekolah-sekolah swasta maupun internasionalrnyang notabene murid-muridnya tidak hanya berasal dari Bali. Oleh karenarnitu, pemberian kesempatan bagi anak-anak yang tinggal di Bali untukrnmerasakan kesenian dan budaya Bali adalah salah satu bentuk penanamanrnkarakter toleransi, cinta tanah air, dan penghargaan terhadap kreativitas.rn Pergelaran pawai ogoh-ogoh memiliki flosof tersendiri. Menurutrntradisi Bali, ogoh-ogoh adalah sebuah simbol dari sifat buruk. Ia digiringrndan diarak keliling kampung agar semua sifat buruk di lingkungan iturnterserap dan ikut terbawa olehnya. Ogoh-ogoh biasanya dimusnahkanrnsetelah kegiatan pawai. Sifat-sifat buruk dalam diri pun harus dimusnahkanrnuntuk menyambut tahun baru yang lebih positif. Oleh karena itu, karakterrnKomang dalam buku ini mencerminkan perjuangan seorang anak melawanrnsifat buruknya dalam berkesenian.
D0474S | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain